oleh-oleh bandung yg jarang diketahui

 Oleh-Oleh Khas Bandung Yang Unik Dan Jarang Diketahui

Bandung dikenal sebagai kota kreatif yang tidak pernah kehabisan ide dalam memikat wisatawan. Selain panorama alam yang menawan dan arsitektur kolonial yang masih terjaga, Kota Kembang ini juga punya segudang oleh-oleh khas yang menggoda. Tapi tahukah kamu? Di balik popularitas bolu susu Lembang atau brownies kukus Amanda, ternyata ada banyak oleh-oleh khas Bandung yang unik dan jarang diketahui wisatawan. 

Berikut beberapa oleh-oleh tersembunyi yang layak kamu buru saat berkunjung ke Bandung.

1. Peuyeum Cilembu Panggang

Peuyeum atau tape singkong memang sudah lama menjadi ikon oleh-oleh dari Bandung, tapi peuyeum Cilembu yang satu ini berbeda. Singkong Cilembu dikenal memiliki rasa manis alami karena kandungan gulanya yang tinggi. Setelah difermentasi, peuyeum ini dipanggang perlahan hingga bagian luarnya kering dan karamelnya keluar. Rasanya legit, aromanya harum, dan teksturnya lembut di dalam. Cocok untuk cemilan sehat atau dicampur ke dalam makanan penutup modern seperti es krim atau pancake.

2. Oncom Raos Rasa-Rasa

Oncom biasanya disajikan sebagai bahan masakan seperti “oncom goreng” atau “tumis oncom leunca”. Tapi di Bandung, ada inovasi menarik berupa oncom kering rasa-rasa. Dibuat dengan teknik oven kering atau deep fry, lalu diberi berbagai varian rasa seperti pedas balado, jagung manis, hingga keju asin. Rasanya gurih dan kriuk, cocok dijadikan camilan atau taburan nasi. Produk ini umumnya dijual di pasar tradisional seperti Pasar Kosambi atau toko oleh-oleh lokal yang tidak terlalu terkenal.

3. Colenak Mini dalam Toples

Colenak atau “dicocol enak” adalah makanan khas dari tape singkong yang dibakar dan disiram saus gula merah serta parutan kelapa. Versi modernnya kini tersedia dalam bentuk colenak mini dalam toples. Colenak ini sudah dikeringkan dan dikemas rapi, cocok untuk dibawa sebagai oleh-oleh jarak jauh. Rasanya tetap legit dan aroma tape-nya terasa, namun lebih praktis dan tahan lama.

4. Keripik Daun Singkong Pedas

Kalau keripik bayam sudah biasa, di Bandung kamu bisa menemukan keripik daun singkong! Camilan ini dibuat dari daun singkong muda yang diolah dengan balutan tepung dan rempah-rempah, lalu digoreng garing. Varian pedasnya paling populer, dengan sensasi gurih dan renyah yang bikin nagih. Selain enak, daun singkong juga kaya serat dan zat besi, membuat keripik ini lebih sehat dibanding snack biasa.

5. Coklat Tempe

Coklat tempe mungkin terdengar aneh, tapi justru di sinilah letak keunikan khas Bandung. Tempe yang telah dikeringkan dijadikan isian dalam coklat batang yang manis. Rasa manis coklat berpadu dengan gurih dan renyahnya tempe menciptakan harmoni yang mengejutkan lidah. Cocok untuk kamu yang suka eksperimen rasa baru dan ingin membawa oleh-oleh yang benar-benar beda.

6. Manisan Tomat Ceri Cikajang

Bandung bagian selatan, khususnya daerah Cikajang, terkenal dengan perkebunan tomat ceri. Dari sana muncul kreasi manisan tomat ceri yang unik. Tomat diproses hingga setengah kering, lalu direndam dalam sirup gula dan rempah ringan. Rasanya manis-asam segar, dengan aroma alami tomat yang tetap terjaga. Manisan ini sangat jarang ditemukan di toko oleh-oleh besar dan lebih sering dijual di pasar desa atau bazar lokal.

7. Rengginang Bunga

Rengginang biasa dibuat dari beras ketan dan dibentuk bulat pipih. Tapi di Bandung, ada rengginang berbentuk bunga dengan warna-warni alami dari pewarna makanan berbasis sayur. Bentuknya yang estetik dan unik menjadikannya menarik sebagai buah tangan. Rengginang bunga ini digoreng kering dan rasanya tetap gurih serta renyah. Sangat cocok untuk oleh-oleh cantik yang menarik perhatian.

8. Kopi Arabika Gunung Puntang dalam Kaleng Mini

Bandung juga punya kebun kopi unggulan, salah satunya di Gunung Puntang. Kopi arabika dari sini pernah menyabet juara internasional. Kini, banyak petani lokal yang mengemas kopi dalam kaleng mini praktis sebagai oleh-oleh. Aromanya khas dengan sentuhan fruity dan acidity yang seimbang. Dengan kemasan eksklusif, kopi ini jadi pilihan oleh-oleh elegan bagi pecinta kopi sejati.

Kesimpulan

Bandung memang surganya oleh-oleh, tapi di luar produk yang sudah mainstream, masih banyak cemilan dan makanan unik yang belum banyak diketahui wisatawan. Dari peuyeum panggang, coklat tempe, hingga kopi Gunung Puntang, semuanya mencerminkan kekayaan rasa dan kreativitas khas Bandung. Jadi, saat kamu liburan ke Bandung, sempatkan berburu oleh-oleh yang berbeda. Siapa tahu, justru oleh-oleh tersembunyi inilah yang membuat perjalananmu semakin berkesan dan tak terlupakan.

tahu gimbal asli semarang pedasnya bikin kangen

Tahu Gimbal Asli Semarang, Pedasnya Bikin Kangen!

Semarang, ibu kota Jawa Tengah, dikenal dengan kekayaan kulinernya yang menggoda. Dari lumpia yang sudah mendunia hingga bandeng presto yang jadi oleh-oleh wajib, kota ini memang surganya pecinta makanan. Tapi ada satu kuliner khas Semarang yang tidak kalah legendaris dan wajib dicoba: Tahu Gimbal.

Apa Itu Tahu Gimbal?

Tahu Gimbal adalah makanan tradisional khas Semarang yang menggabungkan cita rasa gurih, manis, dan pedas dalam satu piring. Isian utamanya terdiri dari tahu goreng, lontong, tauge, kol, dan yang paling khas: gimbal, yaitu bakwan udang yang digoreng renyah.

Semua bahan ini kemudian disiram dengan saus kacang yang medok dan pedas, yang menjadi kunci utama kelezatannya. saus kacang ini tidak sembarang saus. dibuat dari kacang tanah goreng yang dihaluskan bersama bawang putih, cabai rawit, petis, dan air asam jawa, bumbunya benar-benar “nendang” dan kaya rasa.

Satu suapan tahu gimbal bukan hanya soal kenyang, tapi juga soal petualangan rasa. gurih tahu dan gimbal, segar dari kol dan tauge, berpadu dengan bumbu kacang yang pedas dan legit. kombinasi yang bikin lidah bergoyang dan hati rindu ingin mencicipi lagi.

Bukan Sekadar Makanan Biasa

Tahu Gimbal bukan hanya makanan pengganjal lapar. bagi banyak orang, terutama warga Semarang dan sekitarnya, tahu gimbal adalah kuliner yang punya nilai nostalgia tinggi. Mungkin dulu disantap di warung pinggir jalan sepulang sekolah, atau jadi sajian wajib saat berkumpul dengan keluarga di akhir pekan. sensasi rasa yang melekat di lidah itu, ikut membentuk kenangan manis yang tak terlupakan.

Banyak perantau dari Semarang yang mengaku, hal yang paling mereka rindukan bukan mall atau tempat wisata, tapi sepiring tahu gimbal di sore hari. karena makanan ini tidak mudah ditemukan di luar daerah, mereka rela membuatnya sendiri di rumah atau berburu tempat makan khas Semarang di kota perantauan.

Pedasnya yang Bikin Kangen

Salah satu daya tarik tahu gimbal adalah tingkat kepedasannya yang bisa disesuaikan selera. Tapi bagi penggemar rasa pedas sejati, tahu gimbal wajib dinikmati dengan sambal kacang ekstra cabai. sensasi panas di lidah yang berpadu dengan gurih-manis bumbu kacang inilah yang bikin banyak orang ketagihan.

Bahkan, tak sedikit pengunjung yang meminta bumbu super pedas, sampai-sampai keringat bercucuran dan mata berair. tapi anehnya, setelah semua rasa terbakar itu, mereka justru bilang: “Besok makan sini lagi, ya!”

Di Mana Bisa Menikmati Tahu Gimbal?

Jika kamu sedang berkunjung ke Semarang, banyak penjaja tahu gimbal yang bisa kamu temui di pinggir jalan, pasar tradisional, hingga kedai legendaris. Salah satu tempat terkenal adalah Tahu Gimbal Pak Man atau Tahu Gimbal Lumayan yang selalu ramai pengunjung.

Namun sekarang, tahu gimbal juga bisa kamu temukan di berbagai kota besar. Beberapa UMKM dan food stall khas Nusantara mulai mengenalkan tahu gimbal kepada khalayak luas. bahkan, versi modernnya pun mulai bermunculan dengan topping kekinian seperti telur ceplok, kerupuk udang, hingga sambal matah.

Tips Menikmati Tahu Gimbal yang Otentik

Jika kamu ingin merasakan tahu gimbal yang asli Semarang, berikut beberapa tips yang bisa kamu ikuti:

  1. Cari penjual legendaris :Tanyakan pada warga lokal atau cari ulasan online tentang tahu gimbal paling enak di Semarang.
  1. Makan di tempat : Makan langsung di warungnya memberikan suasana tradisional yang sulit ditiru di tempat lain.
  1. Pilih level pedas :Jangan ragu untuk mencoba versi pedas. Rasa pedas inilah yang membuat tahu gimbal makin nikmat dan bikin kangen.
  1. Nikmati dengan es teh manis : Minuman ini pas untuk menetralkan rasa pedas dan menyegarkan tenggorokan

Penutup: Sepiring Rindu Bersama Tahu Gimbal

Tahu Gimbal bukan cuma soal rasa, tapi soal rindu. Rindu akan rumah, rindu akan masa kecil, rindu akan Semarang. Pedasnya yang khas, bumbu kacangnya yang dalam, dan gimbal udangnya yang renyah benar-benar menjadikan kuliner ini salah satu warisan rasa terbaik dari tanah Jawa.

Jadi, jika kamu belum pernah mencoba Tahu Gimbal, inilah saat yang tepat. Dan kalau kamu sudah pernah merasakannya, pasti setuju: pedasnya tahu gimbal itu memang bikin kangen.

resep nikmat gudeg asli jogja

Rahasia Nikmat Gudeg Asli Jogja

Yogyakarta bukan hanya dikenal sebagai kota pelajar, tetapi juga sebagai surganya kuliner tradisional yang kaya rasa dan cerita. Salah satu ikon kuliner yang tak lekang oleh waktu adalah gudeg, makanan khas Jogja yang berwarna coklat keemasan dengan cita rasa manis yang unik. Di balik kelezatannya, ternyata gudeg menyimpan berbagai rahasia yang membuatnya begitu istimewa dan dicintai oleh banyak orang. Apa saja rahasia nikmat gudeg asli Jogja? Mari kita telusuri.

1. Bahan Baku Berkualitas dan Alami

Gudeg terbuat dari nangka muda yang dimasak dalam waktu lama bersama santan dan aneka bumbu. Nangka yang digunakan harus benar-benar muda, segar, dan belum berserat kasar. Kualitas nangka sangat mempengaruhi tekstur akhir gudeg semakin muda nangkanya, semakin lembut hasil akhirnya.

Bahan pendukung lainnya seperti daun jati, santan segar, gula merah, bawang merah, bawang putih, ketumbar, lengkuas, dan daun salam pun tak kalah penting. Daun jati berperan memberikan warna cokelat khas pada gudeg, sekaligus aroma khas yang tidak bisa didapat dari bahan lain. Inilah rahasia alami yang membuat gudeg tampak menggoda dan harum.

2. Proses Memasak yang Lama dan Penuh Ketelatenan

Salah satu kunci utama kenikmatan gudeg adalah waktu memasaknya yang panjang. Dalam tradisi asli, gudeg dimasak menggunakan anglo (tungku arang) selama 8 hingga 12 jam. Proses ini membuat bumbu meresap sempurna ke dalam nangka muda, menghasilkan rasa yang kaya dan tekstur yang empuk.

Tidak hanya sekedar lama, proses ini juga memerlukan ketelatenan tinggi. Gudeg harus diaduk perlahan agar tidak gosong, dan suhu api harus dijaga agar stabil. Inilah bentuk cinta dan kesabaran dalam memasak yang membuat gudeg punya rasa khas yang sulit ditiru dengan cara instan.

3. Perpaduan Lauk Pelengkap yang Harmonis

Gudeg tidak disajikan sendirian. Ia ditemani oleh lauk-pauk pelengkap yang justru menyempurnakan pengalaman makan. Biasanya, satu porsi gudeg disajikan bersama krecek (sambal goreng kulit sapi), telur pindang, ayam kampung bacem, tahu/tempe bacem, dan kadang ditambah areh kental (saus santan gurih).

Setiap elemen ini memiliki rasa berbeda—gudeg manis, krecek pedas dan gurih, ayam bacem yang legit, dan telur yang kaya rempah. Perpaduan rasa manis, gurih, dan pedas ini menciptakan harmoni di lidah, tidak membosankan, dan membuat orang ketagihan. Inilah alasan kenapa orang sering bilang, “Makan gudeg harus komplit!”

4. Warisan Resep yang Turun-Temurun

Rahasia kelezatan gudeg juga terletak pada resep warisan keluarga yang dijaga dengan ketat dari generasi ke generasi. Banyak penjual gudeg legendaris di Jogja adalah usaha rumahan yang sudah berdiri sejak puluhan tahun lalu. Mereka tidak mengandalkan takaran modern, tapi menggunakan insting rasa, pengalaman, dan naluri memasak yang diwarisi secara turun-temurun.

Setiap keluarga punya sedikit perbedaan resep—ada yang menggunakan lebih banyak santan, ada yang menambahkan bumbu rahasia tertentu. Namun, semua punya satu tujuan: menjaga otentisitas rasa gudeg Jogja.

5. Filosofi dan Cinta dalam Setiap Sajian

Masyarakat Yogyakarta percaya bahwa makanan bukan sekadar untuk mengenyangkan, tapi juga menghangatkan hati dan menyatukan keluarga. Gudeg adalah simbol kelembutan, ketekunan, dan rasa cinta seorang ibu yang memasak dengan penuh kasih. Proses memasaknya yang panjang mencerminkan kesabaran dan keikhlasan, nilai-nilai yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa.

Tak heran jika gudeg sering disajikan dalam acara keluarga besar, kenduri, dan momen-momen spesial lainnya. Gudeg bukan hanya makanan, tapi bagian dari identitas budaya dan spiritual masyarakat Jogja.

6. Variasi Gudeg: Basah, Kering, hingga Kalengan

Seiring perkembangan zaman, gudeg mengalami inovasi bentuk tanpa meninggalkan akarnya. Kini, kita mengenal dua jenis utama gudeg: gudeg basah dan gudeg kering. Gudeg basah memiliki kuah santan lebih banyak dan cocok dimakan langsung. Sementara itu, gudeg kering dibuat dengan lebih sedikit kuah dan bisa bertahan lebih lama.

Bahkan, untuk menjawab kebutuhan wisatawan, kini gudeg juga tersedia dalam bentuk kalengan yang bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Meskipun sudah dikemas, rasa autentik gudeg tetap dipertahankan berkat teknologi modern dan komitmen menjaga resep asli.

Penutup

Gudeg bukan hanya makanan, tapi sebuah karya budaya yang penuh makna. Di balik cita rasanya yang manis dan legit, tersimpan proses panjang, cinta keluarga, dan tradisi yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Yogyakarta. Itulah rahasia mengapa gudeg asli Jogja begitu nikmat dan terus dirindukan. Jika kamu berkunjung ke Jogja, jangan lupa mencicipi kelezatan gudeg di tempat asalnya karena setiap suapan akan membawamu menyelami rasa dan cerita dari masa lalu yang masih hidup hingga kini.

10 street food terfavorit di indonesia versi warga lokal

      10 Street Food Terfavorit Di Indonesia Versi Warga Lokal

Indonesia adalah surga kuliner yang tak pernah kehabisan cita rasa. Dari Sabang hingga Merauke, hampir setiap daerah punya jajanan khas yang menggoda lidah. Salah satu daya tarik utama adalah street food atau jajanan kaki lima yang tidak hanya murah meriah, tapi juga sarat dengan kenangan dan kelezatan.

Berikut ini adalah 10 street food terfavorit di Indonesia versi warga lokal, yang wajib kamu coba jika ingin merasakan keautentikan rasa nusantara!

1. Seblak (Bandung)

Awalnya hanya dikenal di Jawa Barat, kini seblak sudah mendunia. Ciri khasnya adalah kerupuk basah yang dimasak dengan bumbu kencur dan cabai. Topping-nya bisa disesuaikan mulai dari sosis, bakso, ceker, hingga makaroni. Rasanya pedas, gurih, dan menggigit!

2. Batagor (Bandung)

Batagor, alias bakso tahu goreng, menjadi ikon street food Bandung lainnya. Terbuat dari tahu yang diisi adonan ikan tenggiri lalu digoreng kering, disajikan dengan bumbu kacang, kecap, dan jeruk limau. Simpel, tapi nagih!

3. Sate Padang (Sumatera Barat)

Berbeda dengan sate biasa yang pakai bumbu kacang, sate Padang menggunakan kuah kental berwarna kuning atau merah dari campuran tepung beras dan rempah khas Minang. Dagingnya empuk, bumbunya meresap. Cocok untuk pecinta pedas.

4. Pecel Lele (Jawa Tengah & Jakarta)

Gerobak pecel lele mudah ditemukan di malam hari, terutama di pinggir jalan kota-kota besar. Menu andalannya adalah lele goreng garing disajikan dengan sambal terasi super pedas dan lalapan segar. Murah meriah tapi nikmatnya tak tertandingi.

5. Tahu Gejrot (Cirebon)

Street food satu ini jadi primadona karena kesederhanaannya. Tahu goreng yang dipotong kecil-kecil disiram kuah pedas manis asam dari campuran cabai, bawang, dan gula merah. Disajikan di atas cobek kecil, tahu gejrot punya sensasi rasa unik yang bikin ketagihan.

6. Cilok (Jawa Barat)

Cilok adalah singkatan dari “aci dicolok”, bola-bola kenyal dari tepung tapioka yang ditusuk dan disiram saus kacang. Meski sederhana, cilok jadi jajanan favorit dari anak sekolah hingga orang dewasa. Beberapa varian terbaru bahkan berisi daging atau keju.

7. Martabak Manis dan Telur

Di setiap sudut kota, pasti ada pedagang martabak yang menawarkan dua varian: manis dan telur. Martabak manis punya isian coklat, kacang, keju, atau susu kental manis. Sementara martabak telur gurih dengan campuran telur, daging cincang, dan daun bawang. Keduanya jadi andalan saat malam hari.

8. Bakso (Nasional)

Bakso bisa dibilang street food sejuta umat. Tersedia dalam gerobak keliling, warung, hingga restoran. Bakso sapi dengan kuah kaldu gurih, ditambah mie, tahu, dan pangsit, adalah comfort food bagi banyak orang. Kini juga banyak variasi seperti bakso beranak, bakso mercon, hingga bakso mozarella.

9. Kerak Telor (Jakarta)

Jajanan khas Betawi ini makin langka, tapi tetap dicintai. Terbuat dari telur bebek, beras ketan, dan ebi (udang kering) yang dimasak di atas wajan arang. Ditaburi serundeng dan bawang goreng, kerak telor punya rasa gurih legit yang khas.

10. Rujak Cingur (Surabaya)

Rujak cingur adalah makanan unik yang mencampurkan buah-buahan segar dengan sayur rebus dan potongan cingur (hidung sapi), lalu disiram saus petis hitam yang khas. Meski terkesan ekstrem bagi yang belum pernah mencicipi, warga lokal banyak yang menjadikan rujak cingur sebagai favorit seumur hidup.

Kenapa Street Food Begitu Dicintai?

Street food bukan hanya soal rasa, tapi juga pengalaman budaya. Makan di pinggir jalan, bercengkrama dengan penjual, hingga menikmati makanan hangat sambil berdiri atau duduk di bangku plastik, adalah bagian dari kenikmatan tersendiri.

Harga yang terjangkau, cita rasa yang otentik, serta keunikan setiap daerah membuat street food selalu punya tempat di hati masyarakat Indonesia.

Penutup

Mau nostalgia masa kecil, eksplorasi rasa baru, atau sekadar cari cemilan malam, street food Indonesia selalu punya jawabannya. Ke-10 makanan diatas hanyalah sebagian kecil dari kekayaan kuliner yang ada. Jadi, jangan ragu untuk menjelajah dan mencoba sendiri!

Selamat berburu street food favoritmu!

7 jajanan tradisional indonesia yg mulai langkah

   7 Jajanan Tradisional Indonesia Yang Mulai Langka!

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan kuliner. Salah satu kekayaan yang patut dibanggakan adalah jajanan tradisionalnya. Dari Sabang sampai Merauke, berbagai daerah memiliki penganan khas yang menggoda selera. Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan gaya hidup masyarakat, beberapa jajanan tradisional mulai jarang ditemukan bahkan hampir punah. 

berikut ini tujuh jajanan tradisional Indonesia yang mulai langka dan patut dilestarikan:

1. Kue Rangi Betawi

Kue Rangi adalah jajanan khas Betawi yang terbuat dari campuran tepung sagu dan kelapa parut yang dipanggang di atas cetakan khusus dari tanah liat. Setelah matang, kue ini disajikan dengan siraman saus gula merah yang kental dan harum.

Sayangnya, Kue Rangi kini semakin sulit ditemukan, terutama di kota-kota besar. Penjualnya yang dulu banyak berkeliling kini sudah jarang terlihat. Generasi muda pun banyak yang belum pernah mencicipinya. Padahal, rasa gurih dari kelapa yang berpadu dengan manisnya gula merah menciptakan kombinasi rasa yang unik.

2. Grontol Jagung Jawa Tengah

Grontol adalah makanan ringan dari jagung tua yang direbus hingga empuk, kemudian ditaburi kelapa parut dan sedikit garam. Cita rasanya sederhana, namun menghangatkan kenangan masa kecil di desa-desa Jawa.

Saat ini, grontol mulai tergeser oleh camilan modern. Jarang ada yang menjual grontol di pasar-pasar kota. Padahal, makanan ini kaya akan serat dan bergizi tinggi. Kehilangannya bukan hanya kehilangan jajanan, tapi juga nilai budaya.

3. Kue Cucur Kalimantan & Betawi

Kue cucur memiliki bentuk bulat lebar dengan bagian tengah yang tebal dan pinggiran tipis yang renyah. Dibuat dari campuran tepung beras dan gula merah, kue ini digoreng dengan teknik khusus agar bagian tengahnya bisa mengembang sempurna.

Meskipun masih bisa ditemukan di beberapa pasar tradisional, kue cucur mulai kalah pamor dengan aneka kue kekinian. Selain itu, teknik memasaknya yang membutuhkan ketelatenan membuat banyak orang enggan membuatnya.

4. Kipo Yogyakarta

Kipo adalah jajanan mungil khas Kotagede, Yogyakarta. Dibuat dari tepung ketan berisi unti kelapa manis, kue ini dibungkus daun pisang dan dibakar sebentar. Nama “kipo” sendiri berasal dari pertanyaan “Iki opo?” yang artinya “Ini apa?” dalam bahasa Jawa.

Kipo kini hanya bisa ditemukan di tempat tertentu di Yogyakarta, dan biasanya dijual oleh produsen khusus. Padahal, rasanya yang legit dan ukurannya yang kecil sangat cocok untuk kudapan sore hari. Tanpa upaya pelestarian, Kipo bisa benar-benar lenyap dari peredaran.

5. Clorot  Jawa Tengah dan Yogyakarta

Clorot atau clorot adalah penganan manis yang dibuat dari campuran tepung beras, gula merah, dan santan, kemudian dibungkus menggunakan janur kelapa berbentuk kerucut. Proses pembuatannya cukup rumit dan memerlukan keterampilan khusus dalam membentuk bungkusnya.

Kini, clorot menjadi sangat langka, bahkan di pasar tradisional. Generasi muda lebih akrab dengan donat atau cake daripada clorot. Padahal, selain unik, clorot menyimpan nilai seni dalam pembuatannya.

6. Kue Lumpur Surga Sulawesi Selatan

Kue Lumpur Surga adalah jajanan khas Bugis yang terdiri dari dua lapisan: bagian bawah berwarna putih dari santan dan tepung beras, dan bagian atas berwarna hijau dari pandan dan telur. Teksturnya lembut dan rasanya manis gurih.

Sayangnya, kue ini perlahan terlupakan di tengah maraknya tren dessert modern. Keberadaannya lebih sering dijumpai saat acara adat atau hari besar saja. Sangat disayangkan jika kelezatan khas dari kue ini menghilang begitu saja.

7. Getuk Lindri Jawa Timur

Getuk Lindri terbuat dari singkong yang dikukus, dihaluskan, lalu dicampur gula dan pewarna makanan alami. Bentuknya pipih memanjang seperti mie dan biasanya ditaburi kelapa parut. Cita rasa manis dan legit, cocok sebagai camilan tradisional yang mengenyangkan.

Namun kini, getuk lindri mulai ditinggalkan karena dianggap “kuno”. Padahal bahan dasarnya sederhana dan murah, serta jauh lebih sehat dibandingkan snack instan yang banyak beredar di pasaran.

Menjaga Warisan Lewat Lidah

Jajanan tradisional bukan hanya sekedar makanan, tapi juga cerminan budaya, identitas, dan sejarah sebuah daerah. Ketika jajanan ini punah, maka hilang pula sepotong kisah dari masa lalu bangsa kita. Untuk itu, sangat penting bagi generasi muda untuk mengenal, mencicipi, dan bahkan mencoba membuat kembali jajanan tradisional ini.

Melalui dukungan komunitas kuliner, festival makanan tradisional, hingga promosi lewat media sosial, keberadaan jajanan-jajanan yang mulai langka ini masih bisa diselamatkan. mari kita jadikan lidah sebagai alat pelestari budaya, sebelum semuanya tinggal cerita.

Kesimpulan

Tujuh jajanan tradisional Indonesia seperti Kue Rangi, Grontol Jagung, Kue Cucur, Kipo, Clorot, Kue Lumpur Surga, dan Getuk Lindri adalah warisan kuliner yang sarat nilai budaya dan sejarah. sayangnya, perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup membuat jajanan-jajanan ini semakin langka dan terpinggirkan oleh makanan modern. Jika tidak segera dilestarikan, kita bisa kehilangan bagian penting dari identitas kuliner bangsa. oleh  karena itu, penting bagi masyarakat terutama generasi muda untuk mengenal, mencicipi, dan menjaga keberlangsungan jajanan tradisional ini agar tetap hidup dan dikenal lintas generasi.